KOPI ADALAH PERJALANAN
Bicara kopi sama seperti kita bicara berperjalanan.
Sedikit cerita,sebelum aku mengenal kopi lebih intim aku seorang pemabuk yang kacau . Entah berapa liter dan berapa merk minuman keras yang pernah aku tenggak dalam kafir. Kuakui semua itu cukup membuat beban pikiranku berkurang.
Sampai suatu ketika harga anggur naik drastis. "Dyar,asu tenan." , batinku .
Kebanyakan seorang berhenti minum juga karena itu atau entah menemukan ketenangan hati dari sesuatu yang lain. Menurutku" .
Sebermula adalah ngopi.
Sebermula adalah kopi dan alam,beberapa hal selain kretek,yang dapat mempersatukan satu orang dengan orang lain. Itu adalah sebuah trigger diskusi pun keakraban,sebuah alasan untuk hidup bersama dan sederhana,menembus batas yang diciptakan harta,usia,pun tahta.
Ketika kita ngopi tidak sekedar kita menikmati pun bicara kopi. Sebab 'ngopi' kini adalah lebih dari sekedar minum kopi. Ngopi terutama bersama teman,sahabat,atau orang lain didalamnya adalah pertemuan,sosialisasi,silahturahmi dan sangatlah mungkin tercipta pembicaraan hangat yang bersifat individu maupun universal,bicara muslihat maupun maslahat.
Kali ini aku mencoba untuk menulis bukan pada cita rasa,kadar senyawa,teknik penyajian kopi dan lain sebagainya. Tagline diatas hanya pemanis kecil untuk catatanku yang mungkin akan terasa sedikit 'pahit' . Disini aku akan lebih dominan menulis tentang bagaimana aku menemukan efek yang sama seperti dulu aku mengkonsumsi alkohol.
Sebermula aku sedang kacau dan akhirnya aku memutuskan untuk berperjalanan ke Garut sekedar menyegarkan pikiranku. Di lereng aku bertemu dan ngobrol bersama petani kopi. Aku di tawari satu wadah kopi belum di grinder namun sudah di roasting. Kopi kamodjang namanya,varian arabika.
Kata bapak yang ngasih,kopi ini bisa ngilangin rasa stres kalau yang minum mau mendalaminya dan diminum tanpa gula. Aku coba,tapi aku cuma dapet pahitnya. Aku penasaran,aku merasa bapak petani ini nggak mungkin bohong,bahkan katanya di setiap sesap kopi arabika itu ada rasa buahnya,ada rasa tanahnya,kayunya,dan lain sebagainya.
Memang dasarnya aku seorang serba penasaran aku bawa pulang kopinya. Setiap hari aku biasakan diri dengan rasa pahitnya,terus,terus sampai aku asah kepekaan lidahku untuk mendalami seluk beluk kopi. Hingga akhirnya aku sampai di titik itu. Titik dimana aku merasa semua efek yang dulu diberikan alkohol,kini aku dapatkan berkali-kali lipat dalam secangkir kopi.
Sejak itu,kopi harus selalu ada ketika aku lelaguan,nongkrong,menghening.
•KOPI ADALAH PERJALANAN•
Komentar
Posting Komentar